Pemurnian minyak
kelapa sawit bertujuan untuk memurnikan minyak dengan cara memisahkan air dan
kotoran yang terkandung dalam minyak
kasar (crude palm oil) hasil ekstraksi berdasarkan perbedaan berat jenis. Tahapan proses fisikanya adalah sebagai
berikut:
1.
Continuous
settling tank
Pada proses ini minyak masih
bercampur dengan lumpur, air, dan kotoran lainnya (sludge). Continuous settling
tank berfungsi untuk memisahkan sludge dari minyak dengan memanfaatkan prinsip
beda jenis dimana minyak berada dibagian atas dar air dan kotoran (mengapung). Hasil
dari proses ini adalah minyak bersih yang akan dialirkan ke top oil tank,
sedangkan air dan kotoran dialirkan ke sludge tank untuk dialirkan sebagai
pupuk limbah cair (land aplication).
2. Top
oil tank
Pada proses ini top oil tank
menggunakan prinsip perbedaan berat jenis dan penguapan, temperatur tangki yang
mencapai 90-95˚C akan membuat air menguap dan limbah akan mengendap dibagian
bawah. Uap air yang dihasilkan difungsikan sebagai pendingin alat, minyak dan
kotoran akan ditampung sementara di tangki ini sebelum masuk ke oil purifier.
3.
Oil
Purifier
Proses ini merupakan pembersihan
lanjutan berdasarkan perbedaan berat jenis dan gaya sentrifugal, dengan
kecepatan alat 7.500 rpm kotoran dan sisa air berat jenisnya jauh lebih berat
daripada minyak sehingga akan keluar dari tangki. Selanjutnya minyak akan
keluar menuju vacum dryer.
4.
Vacuum
dryer
Di dalam vacuum dryer, minyak
diuapkan dengan sistem pengabutan. Minyak yang sudah bebas air dipompa ke
tangki penimbunan melalui flow meter. Temperatur minyak harus 90-95˚ C agar air
cepat menguap keluar melalui lubang diujung vacuum dryer.
5.
Sludge
tank
Sludge yang keluar dari continuous
tank masih mengandung minyak, karena itu perlu diolah lagi (penyulingan) untuk
diambil minyaknya melalui pemanasan suhu 90-95˚C agar viskositas sludge
menurun, proses ini berlangsung dalam sludge tank.
6.
Sludge
temperator dan Vet Pit
Sludge yang keluar dari proses oil
purifier masih mengandung minyak, sehingga harus dimasukkan ke sludge separator
untuk diambil minyaknya dan hasil pemisahnnya akan masuk ke riclained tank,
lalu masuk kembali ke contonuous settling tank. Sludge bersama dengan air
pencuci mesin cetrifuge dikumpulkan dalam vet pit untuk dipisahkan dan diambil
minyaknya.
Proses
pemurnian secara kimia ini, terdiri dari proses degumming, proses neutralisasi,
dan proses bleaching. Proses ini disebut kimia, karena proses yang dilakukan
dengan penambahan bahan kimia. Dan bila mengolah minyak kelapa sawit sebagai
bahan baku, hasil yang diperoleh disebut NBDPO atau kepanjangan dari
Neutralized Bleached Deodorized Palm Oil. Berikut ini adalah proses pemurnian
secara kimia:
1. Proses Degumming
Degumming
adalah proses penghilangan gum (getah). Biasanya menggunakan asam phospat,
karena asam phospat ini dapat mengikat fosfor yang merupakan komposisi getah,
kemudian mengendapkannya. Proses ini disertai pemanasan untuk mengoptimalkan
proses degumming, biasanya pemanasan dilakukan sampai suhu sekitar 60oC.
Penggunaan air sebagai pengganti asam posfat dapat dilakukan, tapi dirasa
kurang efektif karena masih adanya sedikit gum dan waktu yang dibutuhkan untuk
mengendapkan air dan gum-nya membutuhkan waktu yang agak lama.
2. Proses Netralisasi
Netralisasi
adalah proses penambahan suatu basa ke dalam minyak untuk menetralkan minyak,
karena sebelumnya minyak mengandung FFA (asam lemak bebas) yang kemudian
direaksikan dengan basa kuat/larutan caustic yang akhirnya membentuk sabun.
Basa kuat yang pada umumnya untuk reaksi ini adalah sodium hidroksida (NaOH)
dan potassium hidroksida (KOH). Proses ini disertai dengan pemanasan sampai
suhu sekitar 60oC. Namun, proses ini tidak dapat digunakan untuk FFA
tinggi, karena bila proses pemurnian minyak secara kimia ini dilakukan,
hasilnya akan menjadi sabun semua.
3. Proses Pengeringan
Proses
pengeringan pada minyak bertujuan menguapkan terutama air dan mungkin pengotor
lain yang volatile. Minyak hasil dipanaskan hingga >100oC (cukup
suhu dimana air akan menguap), kemudian dalam kondisi vakum rendah. Karena bila
masih ada kandungan air, maka memungkinkan terjadinya hidrolisa, yang bila
bereaksi, hasil akhirnya asam lemak bebas dan menjadi digliserida atau menjadi
monogliserida.
4. Proses Bleaching
Bleaching
adalah memucatkan minyak atau menghilangkan komponen warna yang tidak diinginkan.
Proses pemucatan ini ada 4 macam:
- Pemucatan dengan absorbsi : Biasanya digunakan bleaching earth (tanah pemucat) dan karbon aktif sebagai absorben.
- Pemucatan dengan oksidasi : Proses ini dikembangkan di industri sabun.
- Pemucatan dengan panas : Pada umumnya, pada suhu tinggi warna akan menjadi lebih pucat, karena zat-zat warna akan menguap. Namun proses ini, biasanya kondisi di bawah atmosfir atau vakum, karena untuk menghindari rusaknya minyak karena suhu yang terlalu tinggi.
- Pemucatan dengan hidrogenasi : Hal ini dilakukan dengan penambahan hidrogen, reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi, pemecahan rantai. Misalnya untuk beta karoten yang mempunyai ikatan rangkap kemudian diadisi, warna menjadi lebih pucat.
Namun
yang pada umumnya yang digunakan dalam industri refinery minyak nabati adalah
pemucatan dengan menggunakan absorben, dengan tanah pemucat (bleaching earth)
disertai pemanasan dan pada kondisi vakum. Proses pemucatan ini sebenarnya
tidak baik karena menghilangkan kandungan vitamin A dan Betakaroten yang baik
untuk kesehatan.
Kelemahan proses pemurnian secara kimia:
- Tidak dapat dilakukan untuk FFA tinggi.
- Losses banyak.
- Tidak ekonomis untuk kapasitas yang besar, karena membutuhkan bahan kimia dan proses yang panjang.
- Produk samping yang dihasilkan memerlukan treatment yang lebih lanjut, seperti sabun yang dihasilkan perlu proses lanjut.
No comments:
Post a Comment