Thursday, May 2, 2013

Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit



Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut
Divisi               : Embryophyta siphonagama
Kelas               : Angiospermae
Ordo                : Monocotyledonae
Family             : Arecaceae
Subfamili         :  Cocoideae
Genus              : Elaeis
Spesies            : 1. E.guineensis jacq
  2. E. oleifera (H.B.K ) Cortes
              3. E. odora
Kelapa sawit memiliki titik tumbuh yang aktif secara terus-menerus menghasilkan primordial (bakal) daun setiap 2 minggu (pada tanaman dewasa). Daun memerlukan waktu 2 tahun untuk berkembang dari proses inisiasi sampai menjadi daun dewasa pada pusat tajuk (pupus daun/spearleaf) dan dapat berfotosintesis secara aktif sampai 2 tahun lagi. Proses inisiasi daun sampai layu (senescense) kira-kira 4 tahun.
1.      Daun
Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut.
·         Kumpulan anak daun (leaflets)yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrip).
·         Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat.
·         Tangkai daun (petiole) yan merupakan bagian antara daun dan batang.
·         Seludang daun (sheath)yang berfungsi sebagai pelindung dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang.
Total jumlah daun pada perkebunan kelapa sawit sangat bergantung pada metode panen dan tunasan (pruning) yang dilakukan. Selain itu, faktor intensitas cahaya yang sampai ke kanopi tanaman juga sangat berpengaruh terhadap jumlah daun kelapa sawit. Pada kerapatan tanaman yang tinggi, dimana intensitas cahaya kurang, umur daun sangat berkurang. Pada kerapatan tanaman yang normal, yaitu 140–150 pohon/ha dengan tanpa penunasan daun, senescence umumnya mulai terjadi pada daun ke 48 – 50. Namun pada kerapatan tanamanyang tinggi, dapat terjadi mulai daun ke-35.
Pada kelapa sawit, primordia daun dihasilkan dalam pola spiral mulai dari titik tumbuh (apex). Spiral ini dikenal sebagai “spiral genetik”. Setiap primordium daun terpisah dari primordium sebelumnya pada spiral genetik berdasarkan suatu sudut, yaitu sudut divergen yang besarnya 137,50 (sudut fibonansi). Dalam individu tanaman, spiral genetik tersebut biasanya akan selalu konsisten ke kanan atau ke kiri. Susunan spiral membentuk deret Fibonacci, yaitu 1: 1 : 3 : 5 : 8 : 13 : 21, dan seterusnya. Pada batang kelapa sawit dewasa, susunan kelipatan 8 daun umumnya biasa ditemui, tetapi kelipatan 5, 13, dan 21 juga dapat dijumpai.
2.      Batang
Batang kelapa sawit terdiri dari pembuluh-pembuluh yang terikat secara diskrit dalam jaringan parenkim. Maristem pucuk terletak dekat ujung batang, dimana pertumbuhan batang sedikit agak besar. Penebalan dan pembesaran batang terjadi karena aktivitas “penebalan maristem primer” yang terletak dibawah maristem pucuk dan ketiak daun.
Batang diselimuti oleh pangkal pelepah daun tua sampai kira-kira umur 11 – 15 tahun. Setelah itu, bekas pelepah daun mulai rontok dengan sendirinya mulai dari bagian tengah batang kemudian meluas ke atas dan ke bawah. 
3.      Akar
Sistem perakaran kelapa sawit merupakan sistem perakaran serabut, terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Akar primer umumnya berdiameter 6 – 10 mm, keluar dari pangkal batangdan menyebar secara horizontal dan menghujam kedalam tanah dengan sudut yang beragam. Akar primer bercabang membentuk akar sekunder yang berdiameter 2 – 4 mm. Akar sekunder bercabang membentuk akar tersier yan berdiameter 0,7 – 1,2 mm dan umumnya bercabang lagi membentuk akar kuartener. Akar kuartener tidak mengandung lignin, panjangnya hanya 1 – 4 mm dengan diameter 0,1 – 0,3 mm.
Sebagian besar perakaran kelapa sawit terutama berada dekat dengan permukaan tanah. Hanya sedikit akar kelapa sawit  yang berada pada kedalaman 90 cm. system perakaran yang aktif berada pada kedalaman 5 – 35 cm.
4.      Bunga
Kelapa sawit merupakan tanaman monoecious (berumah satu). Artinya, bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang sama. Bunga muncul dari ketiak daun. Setiap ketiak daun hanya menghasilkan satu infloresen (bunga majemuk). Bunga kelapa sawit merupakan bunga majemuk yang terdiri dari kumpulan spikelet dan tersusun dalam infloresen yang berbentuk spiral. Bunga jantan maupun bunga betina mempunyai ibu tangkai bunga (peduncle/rachis) yang merupakan struktur pendukung spikelet. Dari rachis ini, terbentuk struktur triangular bract yang kemudian membentuk tangkai-tangkai bunga (spikelets).
5.      Buah
Buah kelapa sawit terdiri dari pericarp yang terbungkus oleh exocarp (kulit), mesocarp, dan endocarp (cangkang) yang membungkus 1 – 4 inti/kernel. Inti memiliki testa (kulit), endosperm yang padat, dan sebuah embrio.     
Berdasarkan warna kulit buahnya kelapa sawit dibagi menjadi menjadi 3  tipe buah, yaitu sebagai berikut. 
 - Nigrescens
Buah nigrescens berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu matang.
 -Virescens
Pada waktu muda, buah virescens berwarna hijau dan ketika matang warnanya berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijau-hijauan.
-Albescens
Pada waktu muda, buah albescens berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah matang berubah menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitam-hitaman.
 

No comments:

Post a Comment