Faktor Iklim
Tanaman kelapa
sawit membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi untuk melakukan
fotosintesis, kecuali pada kondisi juvenil di pre-nursery. Pada kondisi langit
cerah di daerah zona khatulistiwa, intensitas cahaya matahari bervariasi 1.410 -
1.540 J/cm2/hari. Intensitas cahaya matahari sebesar 1.410 terjadi
pada bulan Juni dan Desember, sedangkan 1.540 terjadi pada bulan Maret dan
September. Dengan semakin menjauhnya suatu 
daerah dari khatulistiwa  maka
intensitas cahayanya akan turun. Produksi TBS/tahun juga dipengaruhi oleh
jumlah jam efektif penyinaran matahari. Pengaruh lama penyinaran terhadap
peningkatan produksi yaitu 5.7 kg per kenaikan 100 jam penyinaran efetif per
pohon. Dengan mengekstrapolasi angka-angka tersebut, maka kondisi di daerah khatulistiwa
yang menerima lebih dari 2.400 jam penyinaran efektif sepanjang tahun maka
rata-rata setiap pohon dapat menghasilkan minimal 125 kg TBS atau 18
ton/ha/tahun. Panjang penyinaran yang diperlukan kelapa sawit yaitu 5 - 12
jam/hari dengan kondisi kelembaban udara 80 %. 
Tanaman kelapa
sawit pada perkebunan komersial dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 24 -
28 0C. Berdasarkan penelitian Ferwerda dan Echrencron dalam
Ferwerda (1977), tanaman kelapa sawit muda dalam fitotron menunjukkan
peningkatan produksi daun secara linier pada suhu 12-22 0C. produksi
TBS yang tertinggi didapatkan dari daerah yag rata-rata suhunya tahunannya
berkisar 25 – 27 0C. Kebutuhan air untuk tanaman kelapa sawit di
perkebunan komersial sekitar 1.950 mm per tahun. Kecepatan angina yang 5 - 6
km/jam sangat baik untuk membantu penyerbukan kelapa sawit.
Faktor Tanah
Kriteria
keadaan tanah untuk pengusahaan kelapa sawit disajikan pada tabel berikut.
| 
No | 
Keadaan Tanah | 
Kriteria Baik | 
Kriteria Kurang Baik | 
Kriteria Tidak Baik | 
| 
1 | 
Lereng | 
< 12 | 
12 - 23 | 
> 23 | 
| 
2 | 
Kedalaman      solum tanah | 
> 75 cm | 
37.5 - 75 cm | 
< 37.5 cm | 
| 
3 | 
Ketinggian
  muka air tanah | 
< 75 cm | 
75 - 37.5 cm | 
< 37.5 cm | 
| 
4 | 
Tekstur | 
Lempung
  atau liat | 
Lempung
  berpasir  | 
Pasir
  berlempung atau pasir | 
| 
5 | 
Struktur | 
Perkembangan
  kuat | 
perkembangan
  sedang | 
Perkembangan
  lemah atau massif | 
| 
6 | 
Konsistensi | 
Gembur
  sampai agak teguh | 
Teguh | 
Sangat
  teguh | 
| 
7 | 
Permeabilitas | 
Sedang | 
Cepat
  atau lambat | 
Sangat
  cepat atau sangat lambat | 
| 
8 | 
Keasaman
  (pH) | 
4.0 -
  6.0 | 
3.2 -
  4.0 | 
<
  3.2 | 
| 
9 | 
Tebal
  gambut | 
0 - 60
  cm | 
60 -
  150 cm | 
>
  150 cm | 
Sumber : Pangudijatno
dan Purba (1987)
Mengacu pada
konsep tersebut, lahan dinilai mempunyai prospek ekonomis yang baik jika
memenuhi seluruh kriteria “baik” pada tabel di atas. Setiap berkurangnya
kriteria “baik” pada lahan yang akan dibuka, berarti lebih banyak input yang
harus diberikan ke dalam sistem perkebunan tersebut.
 
 
No comments:
Post a Comment