Tuesday, May 21, 2013


Indonesia merupakan negara dengan luas kebun sawit terbesar di dunia. Pada tahun 2010, luas kebun kelapa sawit di Indonesia mencapai 7 824 623 ha. Dari total luasan tersebut, 3 893 385 ha dimiliki oleh perusahaan swasta,  616 575 ha dimiliki oleh perusahaan negara, dan 3 314 663 ha dimiliki oleh rakyat. Sebagai negara dengan luas kebun sawit terbesar di dunia, Indonesia berpotensi untuk menjadi negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Produksi kelapa sawit Indonesia pun terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan minyak sawit dunia. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2009), produksi kelapa sawit Indonesia mencapai 17 539 788 ton. Oleh karena itu, untuk terus meningkatkan produksi minyak kelapa sawit, harus ada kegiatan budidaya yang ditingkatkan, salah satu kegiatannya adalah pemanenan.
Panen adalah pemotongan tandan dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik. Buah yang sudah dipanen biasa disebut tandan buah segar (TBS). Urutan kegiatan panen adalah pemotongan tandan buah yang sudah matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan hasil ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) , dan pengangkutan TBS dari TPH ke pabrik. Tanaman kelapa sawit secara umum sudah mulai dialihkan dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) menjadi Tanaman Menghasilkan (TM) setelah berumur 30 bulan.  Panen dan transportasi panen merupakan kegiatan yang sangat penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan.
Keberhasilan panen dan transportasi panen akan menunjang pencapaian produktivitas tanaman. Pemanenan merupakan rangkaian kegiatan yang perlu diperhatikan secara seksama. Pengetahuan akan faktor-faktor terkait kemampuan teknis dan menejerial adalah modal pokok agar kegiatan pemanenan mencapai target yang ditentukan. Keberhasilan panen ditentukan oleh pengetahuan pemanen tentang persiapan panen, kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen, dan alat panen.  Keseluruhan faktor ini merupakan kombinasi yang tak terpisahkan satu sama lain. Untuk meningkatkan keterampilan tentang keberhasilan panen, perlu dilakukan pelatihan bagi pelaku pemanen pemula.
Kegiatan transportasi juga merupakan aspek yang harus benar-benar diperhatikan. Kegiatan ini merupakan kegiatan paling akhir dari semua rangkaian kegiatan yang ada di perkebunan kelapa sawit. Apabila kegiatan transportasi ini lancar, dengan kata lain semua tandan yang telah dipanen dapat diangkut ke pabrik untuk diolah menjadi CPO yang berkualitas, maka kegiatan sebelumnya mulai dari perawatan tanaman hingga pemanenan tidak sia-sia. Namun, apabila transportasi panen ini bermasalah dimana buah yang telah dipanen tidak dapat dinagkut ke pabrik untuk diolah manjadi CPO, maka kegiatan-kegiatan budidaya sebelumnya akan sia-sia

No comments:

Post a Comment