Limbah kelapa sawit adalah sisa hasil tanaman kelapa
sawit yang tidak termasuk dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan dari
pengolahan kelapa sawit. Berdasarkan tempat pembentukan limbah kelapa sawit
dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu limbah perkebunan kelapa sawit dan
limbah industri kelapa sawit.
Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah
yang dihasilkan dari sisa tanaman yang tertinggal pada
saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit. Jenis limbah ini antara lain kayu, pelepah dan
gulma. Dalam setahun setiap satu hektar
perkebunan kelapa sawit menghasilkan limbah pelepah daun sebanyak 10.4 ton
bobot kering.
Limbah industri kelapa sawit adalah limbah
yang dihasilkan pada saat proses pengolahan kelapa sawit. Limbah jenis ini digolongkan dalam tiga jenis
yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.
a.
Limbah padat: Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah
tandan kosong sawit (TKS). Tempurung kelapa sawit termasuk juga limbah padat
hasil pengolahan kelapa sawit. Limbah
padat mempunyai ciri khas pada komposisinya. Komponen terbesar dari limbah padat tersebut
adalah selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu,
hemiselulosa, dan lignin.
b.
Limbah cair: Dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah ini
berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi, dan dari hidrosilikon. Tingginya kadar tersebut menimbulkan beban
pencemaran yang besar, karenanya diperlukan degradasi bahan organik yang lebih
besar pula. Lumpur disebut juga lumpur
primer yang berasal dari proses klarifikasi dan merupakan salah satu limbah
cair yang dihasilkan dalam proses pengolahan kelapa sawit dan lumpur yang telah
mengalami proses sedimentasi disebut lumpur
sekunder.
c.
Limbah gas: Selain limbah padat dan cair dari industri kelapa sawit,
pengolahan kelapa sawit juga menghasilkan limbah bahan gas. Limbah bahan gas ini antara lain gas
cerobong dan uap air buangan
pabrik kelapa sawit.
Tandan kosong sawit yang dihasilkan antara 22 - 23 % dari
jumlah TBS yang diolah. Limbah padat TKS
biasanya dibakar dan abunya yang mengandung kalium cukup tinggi dapat dipakai
sebagai sumber kalium. Pembakaran TKS tersebut mulai ditinggalkan untuk
mengurangi dampak polusi udara akibat asap hasil pembakaran. Disamping itu, penggunaan abu TKS sebagai
pupuk di pembibitan kelapa sawit diketahui belum memberikan hasil yang
memuaskan (Darmosarkoro dan Rahutomo, 2000).
Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa peningkatan produksi TBS yang diperoleh dari
aplikasi TKS sebagai mulsa pada beberapa jenis tanah berkisar antara 10 - 34 %. Secara ekonomis, aplikasi TKS sebagai mulsa
di perkebunan kelapa sawit memberikan tambahan pendapatan sekitar 34 %
dibandingkan dengan pemupukan biasa.
Salah satu kendala aplikasi TKS secara langsung adalah biaya trasportasi
per unit hara yang cukup tinggi (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2003).
No comments:
Post a Comment