Tuesday, May 21, 2013

Limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS)


Limbah kelapa sawit adalah sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan dari pengolahan kelapa sawit. Berdasarkan tempat pembentukan limbah kelapa sawit dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu limbah perkebunan kelapa sawit dan limbah industri kelapa sawit.  
Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan dari sisa tanaman yang tertinggal  pada  saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit.  Jenis limbah ini antara lain kayu, pelepah dan gulma.  Dalam setahun setiap satu hektar perkebunan kelapa sawit menghasilkan limbah pelepah daun sebanyak 10.4 ton bobot kering.
Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat proses pengolahan kelapa sawit.  Limbah jenis ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.
a.         Limbah padat: Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong sawit (TKS). Tempurung kelapa sawit termasuk juga limbah padat hasil pengolahan kelapa sawit.  Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya.  Komponen terbesar dari limbah padat tersebut adalah selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa, dan lignin.
b.        Limbah cair: Dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah ini berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi, dan dari hidrosilikon.  Tingginya kadar tersebut menimbulkan beban pencemaran yang besar, karenanya diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar pula.  Lumpur disebut juga lumpur primer yang berasal dari proses klarifikasi dan merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam proses pengolahan kelapa sawit dan lumpur yang telah mengalami proses sedimentasi disebut lumpur  sekunder.
c.         Limbah gas: Selain limbah padat dan cair dari industri kelapa sawit, pengolahan kelapa sawit juga menghasilkan limbah bahan gas.  Limbah bahan gas ini antara  lain gas  cerobong dan  uap air  buangan  pabrik  kelapa  sawit.
Tandan kosong sawit yang dihasilkan antara 22 - 23 % dari jumlah TBS yang diolah.  Limbah padat TKS biasanya dibakar dan abunya yang mengandung kalium cukup tinggi dapat dipakai sebagai sumber kalium. Pembakaran TKS tersebut mulai ditinggalkan untuk mengurangi dampak polusi udara akibat asap hasil pembakaran.  Disamping itu, penggunaan abu TKS sebagai pupuk di pembibitan kelapa sawit diketahui belum memberikan hasil yang memuaskan (Darmosarkoro dan Rahutomo, 2000).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan produksi TBS yang diperoleh dari aplikasi TKS sebagai mulsa pada beberapa jenis tanah berkisar antara 10 - 34 %.  Secara ekonomis, aplikasi TKS sebagai mulsa di perkebunan kelapa sawit memberikan tambahan pendapatan sekitar 34 % dibandingkan dengan pemupukan biasa.  Salah satu kendala aplikasi TKS secara langsung adalah biaya trasportasi per unit hara yang cukup tinggi (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2003).

No comments:

Post a Comment