Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) dari famili Arecaceae
merupakan salah satu sumber minyak nabati yang dapat diandalkan dan merupakan
komoditi perkebunan. Potensi kelapa sawit di Indonesia cukup besar. Data tahun
2010 menunjukkan bahwa potensi kelapa sawit berdasarkan luas perkebunannya
mencapai 8 385 394 hektar dengan total produksi minyak mencapai 21 958 120 ton.
Untuk tahun 2012 ini diperkirakan luas areal kelapa sawit akan mencapai 9 271
039 dengan total produksi minyak 23 633 412 ton (Direktorat Jendral Perkebunan
2011).
tanaman
kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2 - 3 tahun. Buah
akan menjadi masak sekitar 5 - 6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan
buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya. Buah akan
berubah menjadi merah jingga ketika masak. Pada saat buah masak, kandungan
minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan
lepas dan jatuh dari tangkai tandannya. Buah yang jatuh tersebut disebut
membrondol (Fauzi et al. 2008)
kriteria
matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu agar dapat memotong buah
pada saat yang tepat di masa panen. Kriteria matang panen ditentukan ketika
kandungan minyak maksimal dan kandungan asam lemak bebas atau free fatty acid (ALB atau FFA) minimal.
Pada saat ini, kriteria umum yang banyak dipakai adalah berdasarkan jumlah
brondolan, yaitu tanaman berumur kurang dari 10 tahun dengan jumlah brondolan
kurang lebih 10 butir dan tanaman berumur lebih dari 10 tahun dengan jumlah
brondolan sekitar 15-20 butir. Namun, secara praktis digunakan kriteria umum
yaitu pada setiap 1 kg tandan buah segar (TBS) terdapat 2 brondolan (Hartanto
2011)
Pemanenan kelapa sawit
Tanaman
kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2 - 3 tahun. Buah
akan menjadi masak sekitar 5 - 6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan
buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya. Buah akan
berubah menjadi merah jingga ketika masak. Pada saat buah masak, kandungan
minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit
akan lepas dan jatuh dari tangkai tandannya. Buah yang jatuh tersebut disebut
membrondol (Fauzi et al. 2008)
Proses panen dan penanganan pasca panen
meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan, dan
mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik.
Kriteria panen yang perlu diperhatikan adalah matang panen, alat panen, rotasi,
sistem panen, serta mutu panen (Hartanto 2011)
Aspek Teknis
1.
Persiapan
Pemanenan
Persiapan panen yang baik akan
menjamin tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan potong
buah yaitu (1) persiapan kondisi areal, (2) penyediaan tenaga potong buah, (3)
pembagian seksi potong buah, dan (4) penyediaan alat-alat kerja.
Persiapan kondisi areal meliputi
perbaikan jalan dan jembatan, pembersihan piringan, pemasangan titi panen,
pasar tikus, pembuatan TPH, dan pembuatan tapal kuda untuk areal berbukit.
Kebutuhan tenaga potong buah harus mengacu pada kebutuhan tenaga pada saat
panen puncak. Jumlah tenaga potong buah dapat diperoleh dengan tetap
memperhitungkan faktor umur tanaman dan kerapatan buah (Pahan 2012).
2.
Pelaksanaan Panen
Dalam pelaksaan panen, semua
pemanen harus sudah tiba di ancak dan siap memotong buah paling lambat 06.30
waktu setempat. Sebelum bekerja, seluruh
pemenen harus diberi pengertian tentang pentingnya peralatan yang terbaik agar
dapat mencapai hasil yang maksimal, baik kualitas maupun kuantitas.
Aspek Manajerial
1.
Kriteria matang
panen
Kriteria matang
panen merupakan indikasi yang dapat membantu anda agar dapat memotong buah pada
saat yang tepat di masa panen. Pada saat ini, kriteria umum yang banyak dipakai
adalah berdasarkan jumlah brondolan, yaitu tanaman berumur kurang dari 10 tahun
dengan jumlah brondolan kurang lebih 10 butir dan tanaman berumur lebih dari 10
tahun dengan jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Namun, secara praktis
digunakan kriteria umum yaitu pada setiap 1 kg tandan buah segar (TBS) terdapat
2 brondolan (Hartanto 2011)
2.
Rotasi dan sistem
panen
Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan
antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Perkebunan
kelapa sawit di Indonesia pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari, artinya
satu areal panen harus diancak oleh pemetik tiap 7 hari. Rotasi panen dianggap
lebih baik bila buah tidak lewat matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7.
Artinya, dalam satu minggu terdapat 5 hari panen dan masing-masing ancak panen
diulangi (dipanen) 7 hari berikutnya. Dikenal dua sistem ancak panen, yaitu :
Sistem giring, Pada sistem ini, apabila
suatu ancak telah selesai dipanen, pemanen pindah ke ancak berikutnya yang
telah ditunjuk oleh mandor, segitu seterusnya. Sistem tetap, Sistem ini sangat
baik diterapkan pada areal perkebunan yang sempit, topografi berbukit atau
curam, dan dengan tahun tanam yang berbeda. Pada sistem ini pemanen diberi
ancak dengan luas tertentu dan tidak berpindah-pindah.
3.
Kerapatan panen
Kerapatan panen adalah sejumlah angka
yang menunjukan tingkat kerapatan pohon matang panen di dalam suatu areal, baik
itu pada sistemm blok maupun pada sistem group. Agar lebih akurat dalam
menentukan kerapatan panen, dapat ditentukan selama 1 hari sebelum panen buah.
Perhitungan dilakukan khususnya pada areal-areal yang keesokan harinya akan
dipanen.
Transportasi panen kelapa sawit
Dalam pengelolaan kebun kelapa sawit,
faktor transportasi mendapat perhatian khusus. Keterlambatan (restan) pengangkutan TBS ke PKS akan
mempengaruhi proses pengolahan , kapasitas olah, dan mutu produksi akhir.
Transportasi yang lancar menyababkan program perawatan tanaman (khususnya
pemupukan) sesuai dengan rencana sehingga unit kendaraan kebun dapat
dialokasikan seluruhnya pada kegiatan transportasi TBS pada bulan-bulan
produksi puncak. Melihat pentingnya transportasi di perkebunan kelapa sawit
maka perawatan dan cara perbaikan kendaraan atau alat berat yang merupakan
sarana transportasi harus diperhatian sehingga kendaraan tersebut dapat
berfungsi dengan baik pada saat yang dibutuhkan (Pahan 2012)
(belum revisi)
No comments:
Post a Comment